Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pendidikan Keterampilan Hidup Modul 3: Mengembangkan Hubungan yang Saling Menghormati

 

Pendidikan Keterampilan Hidup Modul 3: Mengembangkan Hubungan yang Saling Menghormati



Pada akhir modul ini, siswa-siswi diharapkan mampu:

  1. memahami diri mereka sendiri secara lebih baik sehingga mampu berkomunikasi dan membentuk hubungan yang positif dengan orang lain;
  2. mengidentifikasi perbedaan hubungan yang positif dan negatif serta bagaimana mereka dapat membantu teman sebaya yang mengalami perundungan [bullying];
  3. mempelajari tentang hubungan seksual, kehamilan, perkawinan dan Infeksi Menular Seksual [IMS], termasuk HIV.

Berteman

Pada akhir pertemuan ini, siswa-siswi diharapkan mampu untuk mengenali ciri-ciri pertemanan yang baik dan buruk, memahami jenis-jenis perundungan [bullying] beserta dampaknya, mengenali berbagai macam gaya komunikasi dan hubungannya dengan perundungan serta melatih siswa-siswi agar dapat menahan diri untuk tidak melakukan perundungan terhadap orang lain.

Ciri pertemanan yang baik:
  1. Setia, saling membla satu sama lain bahkan di saat-saat sulit sekalipun. Namun, perlu dicatat, bahwa ini bukan berarti bersekongkol untuk menutupi kesalahan teman. 
  2. Memaafkan. Terbuka untuk saling memaafkan jika terjadi kesalahan atau telah menyakiti satu sama lain. 
  3. Kompetitif. Selalu mencoba menunjukkan yang terbaik dari diri kita dalam melakukan tugas apapun sehingga saling memicu preatasi. 
  4. Eksklusif. Meskipun bukan berarti hanya bergaul dengan rekan yang sama karakternya atau yang kita sukai saja, pertemanan sebaiknya dilakukan dengan mereka yang memiliki tata nilai dan standar perilaku yang sejalan dengan kita. 
  5. Saling percaya. Selalu ada untuk satu sama lain dan dapat diandalkan. 
  6. Baik hati. Berkata dan bersikap baik terhadap satu sama lain. 
  7. Menjaga privasi dan kerahasiaan. Saling menjaga privasi agar tetap aman. 
  8. Humoris dan menyenangkan. Menghibur satu sama lain dan membuat saling tertawa. 
  9. Suportif. Mendukung satu sama lain, bahkan di saat-saat sulit. 
  10. Aman. Merasa aman dan tidak takut atau terancam di dekat satu sama lain.

Pertemanan yang perlu dihindari, yaitu:
  1. Berisiko. Menekan atau memaksa satu sama lain untuk mengambil risiko. 
  2. Dangkal atau tidak sungguh-sungguh. Fokus pada hal-hal yang tidak penting seperti penampilan fisik.
  3. Bergosip. Berkata hal-hal yang tidak berkenan tenatng satu sama lain dan orang lain. 
  4. Iri hati atau cemburu. Merasa iri hati atau cemburu terhadap satu sama lain, daripada merasa puas atau senang dengan diri sendiri. 
  5. Obsesif. Menuntut untuk selalu berada di dekat satu saman lain setiap menit setiap harinya. 
  6. Picik. Berdebat dan bertengkar mengenai hal-hal yang sifatnya remeh-temeh.

Jenis-jenis bullying:

  1. Verbal [lisan]. Merupakan jenis bullying dengan cara mengejek dan mengata-ngatai seseorang, termasuk dengan sebutan yang bersifat seksual atau berpendapat secara kasar. 
  2. Fisik. Merpakan jenis bullying dengan cara menyakiti seseorang secara fisik, merusak, atau mencuri barang, sikap, atau geraka tubuh yang vulgar [tidak sopan] dan sentuhan yang tidak diinginkan. 
  3. Sosial atau relasional. Merupakan jenis bullying dengan cara merusak hubungan social melalui eksklusi atau isolasi, berbohong atau menyebarkan gossip atau berita palsu. 
  4. Mengancam. Merupakan jenis bullying dengan cara membuat seseorang merasa takut, terintimidasi, atau membuat mereka melakukan hal-hal yang diminta oleh orang lain. 
  5. Cyberbulying. Merupakan jenis bullying dengan cara mem-bully melalui internet, ponsel, atau teknologi lainnya untuk mengganggu, mengancam, mempermalukan, atau menyasar orang lain. Contohnya mengirim email, pesan singkat, komentar, atau unggahan yang menyakitkan serta meretas [hacking] media social orang lain dan meniru atau mengatasnamakan seseorang secara online [misalnya dengan akun palsu atau masuk melalui akun seseorang] dan mengirim pesan jahat kepada orang lain atas nama mereka. 
  6. Seksual. Merupaan jenis bullying dengan cara melakukan sentuhan yang tidak diinginkan, komentar atau perilaku seksual termasuk komentar tentang seksualitas orang lain, seperti mengata-ngatai seseorang dengan ‘banci’ atau ‘playboy’.
Dampak negatif bullying:
  1. Kesedihan dan suasana hati yang berubah-ubah. 
  2. Kurang percaya diri 
  3. Menjadi pribadi tertutup. 
  4. Kurangnya pencapaian dan keinginan untuk belajar. 
  5. Depresi. 
  6. Berpotensi tinggi untuk mem-bully orang lain. 
  7. Menyakiti diri sendiri atau orang lain, bahkan bunuh diri. 
  8. Berdampak pada tingkatan sekolah, seperti memengaruhi hasil belajar, tingkat daya ingat, atau menyebabkan perkelahian antar sekolah.

Alasan terjadinya bullying:
  1. Membuat yang mem-bully merasa lebih baik. 
  2. Agar diterima dalam sebuah kelompok 
  3. Karena yang mem-bully mengalami hal negatif di rumah, seperti pelecehan atau kekerasan. 
  4. Agar memperoleh status social. 
  5. Karena pelaku juga pernah di-bully 
  6. Bullying dianggap sebagai sesuatu yang normal/wajar di sekolah, sehingga orang-orang mem-bully tanpa khawatir ada yang menghentikan.

Terdapat tiga gaya komunikasi, yaitu agresif, pasif, dan asertif. Perilaku agresif adalah perilaku sesorang dengan sikap yang kuat, melawan dan mendominasi. Perilaku pasir merupakan perilaku seseorang yang berfifat penurut, menghindar, dan pendiam. Perilaku asertif merupakan perilaku seseorang yang bersifat percaya diri, berterus terang, dan yakin pada diri. 

Cara yang positif untuk emnyalurkan emosi-emosi negative ada banyak, diantaranya berolahraga, melakukan relaksasi diri, memaafkan, menulis perasaan ke dalam buku, dan berpikir posifif.

Cinta

Pada akhir pertemuan ini, siswa-siswi diharapkan mampu untuk membeda-bedakan macam-macam bentuk cinta dan kasih sayang, menjabarkan makna ‘cinta’ bagi mereka, serta mengenali tanda-tanda pelecehan dan kekerasan yang perlu diwaspadai dalam menjalin hubungan romantis. 

Cinta memiliki banyak bentuk, diantaranya:

  1. Cinta terhadap keluarga.
  2. Cinta terhadap teman, digambarkan dengan selalu menyayangi dan membantu satu sama lain.
  3. Perasaan romantic, seperti mengungkapkan rasa saying kita kepada seseorang yang menjadi tumpuan perhatian kita, seperti kekasih.
  4. Perasaan yang berhubungan dengan rasa rindu dan Hasrat yang besar seperti ketika kita sedang berjuang untuk mendapatkan sesuatu dan mencoba untuk meyakinkan diri kita dengan berbagai cara demi mendapatkannya.
  5. Perasaan terhadap diri kita sendiri, seperti mencintai diri sendiri. 
  6. Perasaan terhadap negara, bangsa, dan tanah air kita. Sebagai contoh mencapai sesuatu atas nama negara kita.

 
Perasaan cinta romantis juga memiliki beberapa jenis, yaitu

  1. Cinta semu, terkadang muncul ketika jatuh cinta terhadap tokoh public atau selebriti yang mungkin tidak akan pernah ditemui secara langsung atau dijadikan kekasih. Cintas emu tidak menyakitkan dan mudah berlalu dalam waktu singkat.
  2. Cinta obsesif/posesif. Mencintai seseorang secara berlebihan adalah ketika bersikeras untuk bersama orang tersebut setiap saat, dan merasa tidak dapat hidup tanpa dia. 
  3. Naksir, merupakan hal yang wajar bagi remaja untuk mengalami rasa naksir terhadap seseorang yang sebelumnya adalah teman mereka. 
  4. Cinta sehat, adalah ketika kita mencintai seseorang tetap juga menghargai mereka dan memperlakukan mereka secara setara. Cinta sehat melibatkan komitmen, negosiasi, kesabaran, saling berbagi, dan kompromi.

Tanda-tanda hubungan yang bermasalah adalah:
  1. Menyela/memotong pembicaraan pasangannya. 
  2. Selalu bertengkar/berdebat setiap saat. 
  3. Melarang/mencegah pasangan melakukan hal yang disukainya. 
  4. Tidak pernah saling mendengarkan satu sama lain. 
  5. Hanya satu orang saja yang mengerjakan semuanya/berusaha sendiri. 
  6. Saling cemburu satu sama lain.

Kesehatan Reproduksi

Pada akhir pertemuan ini, siswa-siswi diharapkan mampu untuk menjelaskan proses pembuahan dan kehamilan, mengenali risiko-risiko kehamilan di usia remasa dan tiga macam kesiapan untuk memulai sebuah keluarga, menjabarkan batas-batas mereka dalam menjalin hubungan, serta bagaimana cara menyampaikannya kepada orang lain.

Terjadinya proses pembuahan dan kehamilan:
  1. Hubungan seks antara laki-laki dengan perempuan yang terjadi melalui ejakulasi di mana jutaan sperma dilepas dari penis ke dalam vagina. 
  2. Sperma tersebut kemudian menuju rongga Rahim dan melewati tuba fallopi dan menjangkau sel telur. Pembuahan akan terjadi jika ada sperma yang menemukan sel telur matang. 
  3. Meskipun jutaan sperma yang masuk, hanya satu sel sperma yang akan membuahi sel telur. 
  4. Sel telur yang sibuahi bergerak melewati tuba fallopi dan melekatkan dirinya pada dinding Rahim, dimana sel telur tersebut akan tumbuh menjadi janin. Jika sel telur tidak dibuahi, akan terjadi menstruasi. 
  5. Perempuan dapat hamil sejak pertama kali menstruasi [menarche, usia 10-15 tahun] hingga memasuki masa menopause.

Tanda-tanda umum kehamilan yaitu: tidak mendapat menstruasi, perut kram dan terjadi pendarahan ringan, merasa Lelah, lebih sering buang air kecil, perubahan pada payudara, mual, dan perubahan pada suasana hati.

Kehamilan yang direncanakan akan berdampak positif bagi ibu dan bayi. Sedangkan kehamilan tak diinginkan dapat menimbulkan bermacam-macam komplikasi kesehatan dan sosial. Terdapat 3 syarat yang harus dipenuhi sebelum saatnya tepat bagi seorang perempuan untuk hamil, yaitu: memiliki kesiapan fisik [sudah dewasa, sehat, dan cukup nutrisi], kesiapan mental [emosional, komitmen membesarkan anak], dan kesiapan social ekonomi [mampu memenuhi kebutuhan anak].

Dampak terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan adalah:
  1. Masalah Kesehatan mental [depresi]
  2. Stigma dan penolakan dari keluarga
  3. Penyakit dan kematian pada bayi
  4. Putus sekolah
  5. Perkawinan usia dini.

Hal-hal penting dalam batas-batas dalam menjalin hubungan adalah:

  1. Semua orang memiliki batas yang berbeda-beda terkait apa yang menurut mereka baik/dapat diterima dalam sebuah hubungan. 
  2. Tidak ada satu orang pun yang berhak memaksa kita melakukan sesuatu yang tidak kita ingin lakukan.
  3. Kita berhak untuk menolak bentuk-bentuk kontak fisik apapun, kapanpun itu. 
  4. Merupakan sebuah kewajiban bagi setiap orang untuk bertanya kepada pasangan mereka, apakah mereka merasa nyaman melakukan sesuatu dalam hubungan tersebut. 
  5. Jangan pernah berasumsi seseorang ingin melakukan sesuatu hanya karena kita ingin melakukannya.

Kesehatan Seksual [Bagian 1]

Pada akhir pertemuan ini, siswa-siswi diharapkan mampu untuk mengenali bermacam-macam infeksi virus yang menular secara seksual, gejala-gejala, dan pengobatannya, serta mengenali cara-cara untuk mencegah penularan IMS dan HIV [ABCDE].

Infeksi menular seksual ada bermacam-macam, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Umumnya IMS memiliki ciri: rasa sakit ketika buang air kecil, aroma atau cairan/kotoran yang tidak wajar dari alat kelamin, rasa sakit pada perut, dan pendarahan pada alat kelamin.

Jenis-jenis virus lain yang menular secara seksual: Human Papiloma [HPV], kutil kelamin, herpes, dan hepatitis B dan D, serta HIV. Untuk mencegah penularan IMS termasuk HIV, gunakan metode ABCDE. Metode ABCDE adalah:

  1. Abstinence, tidak melakukan hubungan seks sampai saatnya tepat. 
  2. Be Faithful, hanya melakukan hubungan seks dengan satu pasangan pada suatu waktu tertentu.
  3. Condom, gunakan pengaman. 
  4. Drugs, jangan berbagi jarum suntik. 
  5. Equipment and education, pearlatan dan pendidikan.

Kesehatan Seksual [Bagian 2]

Pada akhir pertemuan ini, Anda diharapkan mampu untuk memfasilitasi siswa-siswi dalam mengenali faktor-faktor risiko dari penularan IMS dan HIV serta mempertanyakan kembali asumsi-asumsi tentang risiko HIV, dan mitos-mitos serta fakta-fakta umum seputar penularannya.

HIV [human immunodeficiency virus] merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dengan memasuki tubuh kemudian mengendalikan sel-sel darah putih. HIV dapat menyebabkan AIDS [Acquired Immune Deficiency Syndrome] jika tidak segera diobati. AIDS adalah keadaan dimana sistem imun tubuh tidak dapat lagi emenuhi perannya untuk melawan infeksi dan penyakit. Seseorang diperkirakan memiliki AIDS ketika jumlah sel darah putih mereka menurun di bawah 200.

Tiga kelompok orang dengan risiko penularan IMS dan HIV:
  1. Risiko tinggi. Mereka yang tidak pernah menggunakan pengaman ketika melakukan hubungan seks [meskipun mereka sudah menikah] dan/atau mereka yang sering berbagi jarum suntik dengan pengguna obat-obatan.
  2. Risiko rendah. Mereka yang tidak pernah melakukan hubungan seks atau ereka yang aktif secara seksual, tetapi selalu menggunakan pengaman dan/atau mereka yang tidak pernah berbagi jarum suntik [meski mereka pengguna obat-obatan].
  3. Sedikit risiko. Mereka yang melakukan transfuse darah di rumah sakit dapat berisiko jika darah tidak melalui proses screening dari kuman terlebih dahulu; Seseorang dapat tertular IMS atau HIV meskipun baru melakukan hubungan seks sekali; dan homoseksual.

Fakta dan mitos penularan HIV

HIV ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui cairan tubuh tertentu termasuk darah, semen, cairan vagina, dan air susu ibu. Maka dari itu, kamu dapat terinveksi HIV dengan cara-cara berikut.
  1. Melakukan hubungan seks anal atau vaginal tanpa menggunakan pengaman, dengan seseorang yang positif terinfeksi HIV.
  2. Berbagi jarum suntik untuk menyuntik obat-obatan bersama seseorang yang positif terinfeksi HIV.
  3. Bayi dapat terinfeksi HIV dari ibu mereka sebelum atau saat kelahiran, atau saat menyusui.
  4. Melalui transfuse darah di rumah sakit, meskipun sangat jarang terjadi berhubung darah yang didonorkan sudah di-screening terlebih dahulu untuk memeriksa apakah terinfeksi HIV atau tidak.
Terdapat banyak mitos yang tidak benar tentang bagaimana orang tertular HIV, yaitu:
  1. Penularan HIV melalui kontak biasa di rumah, tempat kerja, sekolah, dan ruang-ruang public lainnya.
  2. Penularan HIV terjadi melalui pelukan dan ciuman dengan seorang yang terinfeksi.
  3. Penularan HIV melalui makan dan minum dengan seorang yang terinfeksi.
  4. Penularan HIV dengan berjabat tangan dengan seorang yang terinfeksi.
  5. Penularan HIV melalui gigitan serangga, batuk, bersin, dan genangan air di kamar mandi umum.

 

Post a Comment for "Pendidikan Keterampilan Hidup Modul 3: Mengembangkan Hubungan yang Saling Menghormati"