Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mulai Dari Diri-Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

Mulai Dari Diri-Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Setelah mengikuti tes awal paket modul 3. CGP diajak untuk menggali ke dalam diri, mengenai pemahaman awal terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran melalui survei.

Berikut ini jawaban yang saya berikan dalam survei tersebut.

Studi Kasus: Anda adalah Kepala Sekolah yang baru diangkat di SMP X. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum mengatakan bahwa sekolah memerlukan buku-buku pelajaran baru yang perlu didistribusikan dengan segera kepada murid-murid. Hari itu, Anda diberitahu bahwa penerbit Y akan hadir untuk presentasi buku-buku pelajaran untuk tahun ajaran baru. Wakasek Kurikulum Anda mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin sekolah untuk menyeleksi buku-buku pelajaran murid kelas 1-6 menjelang tahun ajaran baru dimulai, dan para orang tua pun sudah menunggu daftar buku-buku yang harus dibeli. Anda pun bertemu dengan penerbit Y. Di akhir rapat, penerbit Y memberitahu Anda bahwa jika Anda memutuskan memesan dari penerbitan mereka, maka seperti kepala sekolah sebelumnya, Anda akan mendapatkan 'komisi'. Penerbit memberitahu Anda bahwa kegiatan seperti ini sudah dilakukan setiap tahun oleh pimpinan sekolah Anda terdahulu. Penerbit Y juga mengatakan bahwa kerja sama ini sudah lama terbina, dan mereka senantiasa tepat waktu memberikan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apa yang akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan buku-buku tahun ajaran baru di sekolah selama ini. Apa yang Anda katakan?

Saya akan meminta wakil kepala sekolah untuk mengundang penerbit yang berbeda sebagai perbandingan, menganalisis kesesuaian buku dengan Kompetensi Dasar yang diajarkan, memeriksa rekam jejak penerbit, dan kekompetitifan harganya. Pilihan penerbit yang akan dipilih adalah yang memenuhi kriteria kesesuaian buku, ketepatan waktu, dan harga yang kompetitif. Jika ada yang memberikan ‘komisi’, saya akan kembalikan atau serahkan kepada Yayasan. Prosedur inilah yang akan saya laporkan kepada pihak Yayasan.

Bagaimana situasi di lingkungan Anda sendiri, adakah nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat Anda bekerja, atau tinggal? Ceritakan pengalaman Anda Anda bagaimana nilai-nilai kebajikan tersebut telah membentuk diri Anda terutama dalam mengambil suatu keputusan?

Nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di lingkungan saya adalah integritas. Integritas adalah memegang teguh prinsip kebenaran, kejujuran, hati Nurani, dan konsistensi dalam bertindak. Ini membentuk saya menjadi pribadi yang menjalankan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan. Dalam mengambil keputusan, saya berpedoman pada nilai kebenaran, kebaikan, kebermanfaatan bagi orang banyak.

Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa?

Saya pernah melihat dan terlibat dalam pengambilan keputusan seperti dalam studi kasus di atas. Penerbit buku yang menawarkan buku-buku pelajaran di sekolah memberikan komisi sebesar 30% dari penjualan buku. Dengan pertimbangan kepala sekolah, komisi ini diterima dan digunakan sebagai dana beasiswa bagi siswa miskin. Meskipun melanggar prinsip kebenaran, tetapi komisi yang diberikan tidak ada yang dinikmati secara pribadi oleh guru.

Pernahkah Anda setelah mengambil suatu keputusan, bertanya pada diri sendiri, "Apakah keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat?" "Apakah seharusnya saya mengambil keputusan yang lain?" Kira-kira apa yang membuat Anda mempunyai pemikiran seperti itu?

Dalam pengambilan keputusan, saya seringkali bertanya pada diri sendiri apakah keputusan yang saya ambil telah tepat? Ini terjadi karena adanya beberapa kepentingan yang saling bertentangan dalam pengambilan keputusan tersebut. Kadangkala dalam mengambil keputusan, lebih mengutamakan kebaikan daripada kebenaran, lebih mengutamakan kebermanfaatan nagi orang banyak, sehingga ada yang dikorbankan.

Pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Anda tanyakan pada sesi Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran ini? Apa yang selama ini menjadi tantangan bagi Anda dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?

Bagaimana cara mengambil keputusan di tengah dilema yang dihadapi? Mana yang lebih dipilih, kebenaran atau kebaikan?

Harapan-harapan apa saja yang Anda inginkan dengan mengikuti modul 3. 1-Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran? Apa yang ingin Anda capai setelah belajar tentang modul 3. 1 ini?

Saya berharap, setelah mempelajari modul ini bisa menjadi pengambil keputusan yang berbasis pemimpin pembelajaran. Saya ingin dapat melakukan praktik keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran, dapat mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain,  mampu bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka, dapat memilih dan memahami 3 prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan, dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema pengambilan keputusan; CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.

Semoga Bermanfaat.

Post a Comment for "Mulai Dari Diri-Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran"