Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mulai Dari Diri-Pembelajaran Sosial dan Emosional

Mulai Dari Diri-Pembelajaran Sosial Emosional

Pembelajaran pertama pada Modul 2.1 Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah Mulai dari Diri. Dalam alur ini, CGP diajak untuk menjawab pertanyaan terkait kilas balik pengalaman sebagai guru selama ini.

Berikut ini pertanyaan-pertanyaan dan respons yang saya berikan.

Sebagai pendidik, Anda tentu pernah berada dalam suatu peristiwa yang  membuat Anda merasakan emosi-emosi positif, misalnya optimis, senang, cinta, bahagia, atau takjub, dan sebagainya. Refleksikan:

  1. Apa kejadiannya?  ⟮Kapan, di mana, siapa yang terlibat, bagaimana kejadiannya, apa yang membuat Anda memilih  merefleksikan peristiwa tersebut?) 
  2. Apa peran Anda saat itu? Apa yang Anda lakukan untuk merespon dan mengelola emosi tersebut? 
  3. Bagaimana peristiwa tersebut berdampak pada diri Anda sebagai pendidik?

Respons:

  • Saya merasakan emosi positif seperti senang, optimis, dan bahagia ketika siswa menunjukkan respons positif terhadap pembelajaran yang saya laksanakan di kelas. Peristiwa ini terjadi pada bulan oktober 2021, ketika pembelajaran tatap muka terbatas mulai dilakukan setelah lama siswa mengikuti PJJ. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, antusias mengikuti kegiatan diskusi, dan bersama-sama menggali pengetahuan. Peristiwa ini penting karena siswa merasakan dampak dari pembelajaran, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
  • Saya berperan sebagai pelaku ⟮subjek). Untuk mengelola emosi tersebut, saya lebih bersemangat melakukan pembelajaran serupa di kelas lain. 
  • Peristiwa tersebut sangat berdampak bagi saya sebagai pendidik, yaitu memberikan dorongan untuk terus berinovasi dalam pembelajaran. Saya merasa tertantang untuk mengembangkan pembelajaran agar tetap berdampak positif bagi siswa. 

Saat menjadi pendidik, Anda tentu juga pernah berada dalam suatu peristiwa yang memicu emosi-emosi negatif misalnya marah,  sedih, kecewa,  menyesal, khawatir, dan sebagainya. Refleksikan:

  1. Apa kejadiannya?  ⟮Kapan, di mana, siapa yang terlibat, bagaimana kejadiannya, apa yang membuat Anda  memilih  merefleksikan peristiwa tersebut?)
  2. Apa peran Anda saat itu? Apa yang Anda lakukan untuk merespon dan mengelola emosi tersebut?
  3. Bagaimana peristiwa tersebut berdampak pada diri Anda sebagai pendidik? 

Respons:

  • Saya merasakan emosi negatif ketika ada siswa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan. Kejadian ini terjadi pada bulan agustus 2019. Seorang siswa tidak hadir berturut-turut lebih dari 1 minggu tanpa keterangan. Setelah dilakukan home visit bersama guru BK, diperoleh informasi siswa tersebut tidak bisa ke sekolah karena membantu ibu bekerja, ayahnya sudah meninggal. Setelah difasilitasi, siswa tetap tidak bisa melanjutkan pendidikan karena waktu bekerjanya bersamaan dengan waktu sekolah. Peristiwa ini penting, karena memberikan pukulan pada saya sebagai pendidik tentang keadaan ekonomi yang ada di masyarakat berpengaruh pada kesempatan memperoleh pendidikan.
  • Peran saya sebagai walikelas. Saya berupaya mencari solusi misalnya bantuan biaya sekolah. Tetapi biaya hidup siswa dan keluarganya menjadi tanggungan siswa tersebut.
  • Saya merasa kasihan dan menyesal karena siswa harus putus sekolah. Atas peristiwa ini, saya selalu berdoa agar semua siswa diberikan kelancaran dalam menghadapi masalah ekonomi. Saya juga berinisiatif menyumbang secara rutin pada yayasan yang membina anak-anak kurang mampu. 

Tulislah 1-3 kegiatan yang telah Anda pilih di atas yang paling sering Anda lakukan! Kemudian, jelaskan motivasi/tujuan Anda dalam melakukan kegiatan tersebut!

Respons:

  • Memberikan kesempatan pada murid untuk merefleksi proses pembelajaran yang sudah diikuti ⟮apa yang disukai/mudah/menantang/ingin dipelajari lebih lanjut sebelum melanjutkan pembelajaran berikutnya). Alasan saya melakukannya adalah untuk mengetahui perasaan siswa setelah pembelajaran. Ini penting agar saya bisa menyesuaikan pembelajaran berikutnya dengan apa yang diinginkan siswa.
  • Melibatkan murid dalam membuat kesepakatan kelas agar kelas aman dan nyaman. Dengan melibatkan siswa dalam membuat kesepakatan kelas, saya telah membentuk budaya positif di kelas. Aturan yang dibuat sendiri oleh siswa dan disepakati bersama akan memberikan pengaruh positif pada tingkah laku seharihari siswa, sehingga terciptanya budaya positif di kelas dan sekolah.

Berdasarkan jawaban yang Anda berikan tadi, Sejauh ini, apakah Anda sudah dapat melakukan kegiatan tersebut secara konsisten? Jika “Ya”, apakah faktor pendukungnya? Jika “Tidak”, apakah tantangan yang Anda hadapi? Apakah ada yang Anda lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut? Bagaimana hasilnya?

Respons:
Sudah dapat saya lakukan secara konsisten. Faktor pendukungnya adalah kesadaran untuk melakukan perubahan, di samping ada dukungan dari kepala sekolah dan rekan sejawat. 

Harapan dan Ekspektasi bagi diri sendiri

Saya ingin mempelajari lebih lanjut mengenai cara-cara mengelola emosi dalam diri, dan cara membangun hubungan sosial yang baik. Setelah mempelajari modul ini, saya berharap bisa menerapkan cara mengelola hubungan baik dengan rekan sejawat dan atasan, mampu mengelola emosi dalam diri, dan menggunakan kesadaran penuh dalam mengelola emosi.

Harapan dan Ekspektasi bagi murid-murid 

Harapan bagi siswa adalah dapat mengelola emosi dengan kesadaran penuh dan mengelola hubungan sosial dengan sesama siswa, guru, masyarakat dengan baik.


Demikian pertanyaan-pertanyaan dan resons yang saya berikan terkait pengalaman sebagai guru. Somoga bermanfaat!

Post a Comment for "Mulai Dari Diri-Pembelajaran Sosial dan Emosional"